Prodi PAI bekali Mahasiswa Kompetensi Profesional di Era Society 5.0
PAI FITK UIN Malang – Menjadi guru bukanlah profesi sembarangan dan asal-asalan prosesi, melainkan profesi yang betul-betul sarat dengan segudang kemampuan, mulai aspek pedagogis, profesional, sosial, kebribadian dan kepemimpinan (leadership). Karena begitu urgennya profesi guru tersebut, prodi PAI menghadirkan pakar pendidikan untuk membekali mahasiswa PAI agar menguasai jatidiri guru di Era 5.0 ke depan (4/10/22).
Dihadapan lebih dari 400 mahasiswa Dr. Udin Supriyadi, mengulas mengenai pentinya “Membangun Jiwa Pendidik Profesional Di Era 5.0”. Mengawali pembicaraan, dosen asal UPI Bandung menuturkan bahwa perkembangan masyarakat dipengaruhi revolusi industri yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi. “saat ini kita memasuki era otomatisasi & IOT (interkoneksi Antara mesin, big data, machsine Learing, aritificial intelegence pada abad 21 /era distrupsi)” tandasnya.
Menjadi guru PAI ke depan wajib menguasai teknologi informasi sebagai daya dukung dalam membelajarkan materi agama Islam yang lebih mudah dipahami dan dipraktikkan oleh peserta didik. Namun semua perangkat diatas harus ditopang kekuatan yakni jiwa, ruh dan hati nurari pendidik. “jiwa adalah unsur batiniah manusia terdiri atas pikiran, emosi (perasaaan) dan kehendak yang memberi kemampuan kepada jasad dan memunculkan kekuatan (spirit) yang maha dahsyat, sehingga mampu menembus ruang dan waktu dalam melakukan aktifitasnya” ujar dosen asal Garut jabar tersebut.
Jadi kemampuan guru sesusungguhnya berada pada jiwa, ruh dan hati sang guru. Secanggih dan sehebat apapun seorang guru, jika tidak disertai dengan ruh dan jiwa yang ‘hidup’ maka tugas pembelajaran akan terasa hampa. Lebih-lebih sebagai guru PAI, harus ada kedekatan baik secara Insaniah maupun ilahiyah. Dalam memungkasi paparannya, dia mengutip ungkapan yang pernah disampaikan KH. Imam Zarkasyi bahwa: “Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran. Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran. Dan jiwa (ruh) seorang guru lebih penting daripada guru itu sendiri”,
Pesan moral dari kuliah tamu tersebut, bahwa guru merupakan aktor utama dalam mempersiapkan atau membentuk masa depan Gerenasi Emas yang berguna bagi semua. Caranya yaitu dengan menempatkan, memberdayakan dan terus menerus mengingatkan setiap diri bahwa semua teknologi baru adalah alat-alat yang dibuat oleh manusia untuk kepentingan manusia. More knowledges, more skiills, more choicess. (mj)